Setiap Liputan adalah Pengalaman dan Cerita Baru
Liputan Film Dokumenter
Liputan ini dilakukan untuk memenuhi syarat ujian tengah semester pada mata kuliah Dokumenter Multimedia yaitu membuat film dokumenter. Topik pertama yang kami ambil untuk film dokumenter adalah Nelayan. Tempat yang kami ambil adalah Pelabuhan Muara Angke, Pluit. Kelompok kami ada 6 orang, Nikita, Annisya, Ayu, Jojo, Irfandy dan saya sendiri. Langkah yang kami ambil pertama adalah riset dan survey.
Pada 6 Oktober 2018 kami memutuskan untuk survey langsung ke Pluit dengan mobil. Kami berangkat jam 19.00 WIB dan sampai di Pelabuhan Muara Angke pada jam 20.30 WIB. Sesampainya di sana kami langsung mengitari area nelayan dan juga pasar ikan sekitar. Setelahnya kami langsung mengajak salah satu nelayan untuk berbincang untuk kami jadikan narasumber. Nelayan tersebut ternyata sesuai ekspetasi kami karena mudah sekali untuk berbincang dan bernegosiasi untuk kami liput keseharianya sambil berlayar juga. Nelayan tersebut setuju untuk kami liput di minggu berikutnya setelah kami bertukar kontak dan beberapa informasi untuk memperkuat riset kami.
Sumber: gitaputi
Pada 20 Oktober 2018 kami kembali lagi untuk menemui nelayan yang sudah menjadi narasumber kami, namanya Pak Sutikno. Namun ada beberapa kejanggalan, karena beberapa hari sebelum kami kembali lagi, kami coba menghubungi Pak Sutikno namun tidak ada jawaban dengan optimis kami tetap berangkat ke Muara Angke pada malam itu. Kami sampai pada jam 00.00 WIB dan langsung meluncur ke pelabuhan dimana seharusnya para nelayan sudah melakukan persiapan untuk berlayar pada dini hari.
sumber: gitaputi
Sesampainya kami ditempat berlabuhnya para kapal dan perahu, kami langsung mencari Pak Sutikno, tetapi yang tersisa di pelabuhan hanyalah perahu-perahu kecil sedangkan perahu milik Pak Sutikno lumayan besar. Tidak mau putus asa, kami tetap berusaha mencari lagi dengan teliti di setiap sudut pelabuhan perahu tersebut. Lalu kami bertanya kepada warga sekitar tentang keberadaan Pak Sutikno dan hasilnya adalah Pak Sutikno beserta rekanya sedang pulang kampung karena ada hal mendadak yang harus diurus di kampung halamannya.
Mendengar kabar tersebut kelompok kami langsung mencari narasumber lain, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 malam. Berusaha berbincang dengan beberapa nelayan namun hasilnya nihil hampir semua nelayan menolak dan yang lainnya meminta bayaran. Hal tersebut menjadi pertimbangan kami untuk mengurungkan niat mengambil topik ini. Lalu kami masuk ke mobil untuk memikirkan kembali topik apa yang akan kami ambil pada malam itu. Namun sayangnya kami buntu karena sudah mulai menyerah.
Hari ujian kami sudah tinggal seminggu, rasanya tidak mungkin jika kami mengganti topik. Lalu Annisya salah satu anggota kelompok saya pada malam itu menyarankan untuk mengambil topik Porter. Setelah mendapatkan ide tersebut, kelompok kami malam itu langsung pergi ke Stasiun Pasar Senen. Saat di perjalanan beberapa dari kami melakukan riset tentang porter.
Kami tiba pada pukul 01.40 dini hari, sesampainya kami langsung menuju pihak perzinan untuk mecari tau proses perizinan dan meminta izin untuk sebentar saja bertemu dengan para porter untuk kami ajak berbincang dan setelah berbincang dengan tiga porter kami mendapatkan narasumber yang tepat yaitu Pak Said. Kami langsung bertukar kontak dan membuat janji untuk datang lagi.Setelah itu kami pulang untuk mempersiapkan hari berikutnya.
Setelah mendapatkan topik dan narasumber, dua hari kemudian kami mengambil surat izin dari kampus untuk bisa liputan. Namun tidak semudah itu, ternyata dosen yang berwenang untuk menandatangani surat izin tersebut membutuhkan waktu 2-3 hari karena tidak semudah memang. Kami melakukan negosiasi pada pihak kampus karena waktu kami sudah sempit dan syukurlah hari itu juga kami mendapakan tanda tangan, tapi karena sudah sore kami akan kembali lagi besok untuk memberikan surat izin kami kepada pihak PT KAI.
Tepat hari Jumat 26 Oktober 2018 kami mendapatkan izin dari pihak humas PT.KAI yang berada di Cikini dan pada hari itu juga saya dan anggota kelompok saya langsung menuju Stasiun Pasar Senen untuk melanjuti proses perizinan.
sumber: gitaputi
Liputan hari itu berjalan lncar, perizinan, wawancara narasumber, dan membuat beberapa shoot list untuk shooting besok. Kami mengambil beberapa dokumentasi untuk kenang-kenangan. Bagaimana tidak perjuangan kami mengejar deadline untuk ujian tengah semester sangat luar biasa. Kami sempat berpikir untuk menyerah, tapi kami tetap berusaha sampai benar-benar tidak ada jalan. Dua hari sebelum ujian kami masi saja mengambil shoot untuk film kami, tapi kami tetap optimis akan ada waktu untuk menyelesaikan editing video dan membuat proposal.
Hari ujian sudah lewat, kami bertemu lagi di kelas mata kuliah ini setelah ujian. Kelompok kami menjadi topik perbincangan hari itu di kelas. Dosen kami meminta kami untuk menceritakan kronologinya. Film kami memang tidak sempurna bahkan banyak shootlist yang tertinggal atau tidak terlaksana. Kelompok kami tetap senang karena dosen kami sangat menghargai usaha kami untuk sampai pada pembuatan film. Kalian bisa menonton film yang kami buat di youtube, berikut linknya https://www.youtube.com/watch?v=eWBHK5LeLLo
Good luck!!
BalasHapuswah semangat kak, sukses terus
BalasHapusWah seru nih ceritanya
BalasHapusPadahal kalo yg di muara angke jadi sepertinya film dokumenternya akan menarik
BalasHapusayo dong jadiin video dokumenteeeerrrr :)))))
BalasHapusSeru ceritanya ka! Goodluck
BalasHapus